Jumat, 13 Maret 2015

Sudahkah Kita Bersyukur Hari Ini?

  
وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَٮِٕن شَڪَرۡتُمۡ لَأَزِيدَنَّكُمۡ‌ۖ وَلَٮِٕن ڪَفَرۡتُمۡ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ۬
Dan (ingatlah) ketika Tuhan kamu memberitahu: Demi sesungguhnya! Jika kamu bersyukur nescaya Aku akan tambahi nikmatKu kepada kamu dan demi sesungguhnya, jika kamu kufur ingkar sesungguhnya azabKu amatlah keras.
(Surah Ibrahim 14: Ayat 7)

 

Pernah tidak kita meluangkan waktu kita atau sekedar iseng-iseng menghitung seberapa sering kita mengeluhkan hidup kita?

"Yah elah, kerjaan gini amat sih. Udah berat, atasan galak, gajinya kecil pula!!!"
Atau
"Yah elah, mana masih sisa 5 hari lagi!! Duit udah tinggal 80ribu aje, mana cukup?!?!"
Atau
"Yah elah, makanannya beginian mulu!!!"

Jujur, untuk saya sendiri, keluhan itu masih sering saya ucapkan. terutama untuk poin ke dua.

"Sekecil apapun uangnya, akan cukup bila digunakan untuk hidup. Tapi sebanyak apapun uangnya, tidak akan cukup jika digunakan untuk gaya hidup." - Anonim

Hidup Vs Gaya Hidup
Hemm,,,
Let's see...

Suatu hari, saya sedang duduk di sebuah Halte Bus yang biasa saya datangi (tentunya untuk menunggu bus yaaa).
Tiba-tiba, datang sepasang kakak beradik anak jalanan (keduanya laki-laki, usianya sekitar 8 tahun dan 6 tahun). Keduanya terlihat sedang mengepal lembaran uang dua ribu, yang kalau "dijembreng" (tidak tahu kata itu sudah masuk KBBI atau belum), entah berapa jumlahnya.

Saat itu, si kakak terlihat sedang menarik tangan adiknya penuh semangat ke arah warung yang berada tepat di belakang saya. Kemudian, anak itu berkata pada adiknya, "Dek, minumnya kita beli Aqua aja yang dingin. Tapi yang botol kecil aja, tuh yang itu tuh!!! ........................" (sambil menunjuk ke arah kulkas di warung tsb).
Dan yang mengejutkan adalah ketika si kakak kembali melanjutkan percakapannya, "......................... tuh yang itu tuh!!! Nanti buat beli berasnya, kita patungan aja ya, Dek! Gimana, mau nggak?"

Sesaat, mata dan telinga saya membelalak lemas.
"Nanti, buat beli berasnya, kita patungan aja ya, Dek!"

Beli beras????
Patungan????
Memangnya semahal itu???

Subhanallaaaahhhh....
Belajar matematika memang membutuhkan logika, tapi untuk pelajaran yang satu ini?
Benarkah hanya logika yang kita butuhkan?

1 botol air meneral kecil harganya 2ribu rupiah
1 liter beras harganya 9ribu rupiah
Totalnya 11ribu rupiah
Sehari, dan berdua

Bagaimana dengan kita?
Kita yang selalu mengeluh dengan apa yang telah kita dapat.
Mungkin sebagian orang akan menampik, "Ya mereka kan anak jalanan. Hidup aja di jalanan. Mereka mah ga pusingin bayar listrik, bensin, ongkos, pulsa, baju, sepatu, makan. wong makan aja mereka tinggal ngemis."

Yaaaaa,,,,
Pernyataan itu memang tidak salah.
Bagaimana dengan yang satu ini?

Pernah tidak melihat jerih payah penjual sayur atau bapak-bapak yang mengayuh becak?
Mereka kepala rumah tangga, mereka punya rumah, mereka punya anak, dan penghasilan mereka tidak menentu.
Tapi, apakah mereka mati?
Tidak, mereka hidup.

Pelajaran lain saya dapat dari seorang nenek dan seorang ibu.

Nenek itu berkata kepada saya, "Hidup itu ga perlu mewah, yang penting kita masih bisa beramal."

Dan seorang ibu berkata "Kalau Dinda ada waktu, mainlah ke rumah sakit. Jangan ke mall terus. Di sana, Dinda bisa lihat betapa tidak berdayanya mereka yang sedang dilanda penyakit. Dinda harus lihat betapa kecilnya kita saat itu."

Seperti janji-Nya di atas "Dan (ingatlah) ketika Tuhan kamu memberitahu: Demi sesungguhnya! Jika kamu bersyukur nescaya Aku akan tambahi nikmatKu kepada kamu dan demi sesungguhnya, jika kamu kufur ingkar sesungguhnya azabKu amatlah keras."

Masih mau kah kita untuk mengeluh?
Mengeluh apa yang kita dapat?
Mengeluh disaat orang lain masih banyak yang berada di bawah kita namun masih tetap dapat tersenyum menikmati hidupnya..

Mungkin tulisan saya terlihat seperti munafik. Namun, dalam tulisan ini, saya hanya bermaksud untuk berbagi pengalaman dari pengalaman belajar saya mengenai "bersyukur". :)