Minggu, 24 April 2016

!!!

Aku tak dilahirkan untuk duka
Aku terlahir untuk merdeka
Ketika lara mulai menyapa
Tak ku izinkan tangisku meraja

Aku tak takut untuk sendiri
Yang aku takut adalah ketika aku berdiam diri
Terdampar dalam sepi
Tak mau menggapai mimpi

Aku wanita kecil dengan tombak mati
Bahkan ketika langit memaksa ku untuk berdiri
Aku akan melompat dan berlari

Aku wanita kecil dengan berjuta mimpi
Setapak demi setapak ku telusuri
Tak peduli dengan yang memaki

Kamis, 21 Mei 2015

PDKT gas poolll!!!! Waktu jadian memble, loyo, masa bodo....

Dear, perempuan

Pernah ngga sih kalian (yang punya pacar) ngeluh........

"Ih, dulu aja waktu PDKT, gw sakit dikit langsung diteleponin, dijabanin sampe ke rumah-rumah gw! Tiap tau gw mau pergi, langsung dijemput. Sekarang? Manaaaaaaa?????? Boro-boro anter jemput, tiap di-tag-in foto sama gw aja langsung ngomel-ngomel di bbm. Bilang norak lah, anak-anak banget lah, sok romantis lah, nyebelin banget sih!!!"

Atau......

"Dulu kayaknya kamu sering banget bela-belain buat ketemu aku sampe ga ada waktu buat temen kamu. kok sekarang kamu susah banget aku temuin? Tiap aku tanya, pasti kamu marah-marah.. x_x"

Naaaahhhh,,,,,
Coba ditengok ke diri masing-masing, ada yang kesenggol ngga sama pernyataannyaaaa?????
Hehehehe :'D

Jujur, untuk saya pribadi sih ga menampik kalo-kalo kata itu memang pernah saya keluarin. Saya pernah kok ngerasain yang namanya pacaran. Dapet "serangan fajar" bertubi-tubi (lebay :P), "dikejar-kejar" kayak lagi di "teror", sampe diintipin waktu lagi ujian. Pernaaaahhhh....... :D

Serangan fajar laki-laki waktu lagi PDKT itu emang "wah" banget ya, dear :D
Dari mulai sering BBM, anter jemput yang ga kenal waktu, ngajak jalan ke tempat-tempat romantis atau un-forget-able lah, sampe rela jadi kurir tiap barang kita ada yang ketinggalan.
TAPIIIIIIII.............
Kenapa waktu udah jadian malah jadi berubah ya?????
Hemmmm.......

Awalnya, kita (perempuan) mungkin cuma nanggepin mereka biasa aja ya. Tapi karena perhatian yang segambreng dari si dia (laki-laki), perempuan mana coba yang ngga meleleh, lumer, sampe menyublim?

PDKT gas pooollll => (hasilnya) => deal alias jadian

Okay, disini saya cuma bisa bilang "Selamat (datang)!"
Kenapa "Selamat (datang)?"
Karena disini, kita bakal ditunjukin siapa dia yang seeeeeebbeenarnyaaaa...
jeng jeng jeng :D

PDKT gas poolll
Waktu jadian memble, loyo, masa bodo
Dicuekin? Udaaaahhhh
Ditelantarin? Udah ajaaaa
Kena semprotan waktu lagi bad mood? Udah bingiiittttt
Pokoknya paket komplit panas banget deh!
Kenapa yaaa????

Well, let's check it out, dear :)

Tau ngga, dear? Ternyata, kalau diliat dari sifat bawaannya alias sifat biologisnya, laki-laki itu ga jauh beda dari sifatnya sperma.
Kita (perempuan) diumpamain sebagai sel telur
Dia (laki-laki) diumpamain sebagai sperma

Nah, coba kalau kita liat teorinya
Berapa banyak sperma sih yang dibutuhin untuk ngehasilin anak? Satu kan (kita coba telaah dari yang non-kembar ya, dear :))
Tapi, coba liat, berapa banyak sperma yang masuk? Ribuan toh???
Kecepatan sperma itu sekitar 40km/jam
Semua cepet-cepetan buat sampe duluan nempel di sel telur
Siapa cepat, dia dapat!!!
Begitu nempel?
Slap!
Udah diem, biarin aja tumbuh sendiri sampe jadi janin
Tinggal sel telur deh yang kerja gimana caranya biar tuh calon bayi tetep aman di tempatnya

Nah! Samaaaaa...........
Kita (perempuan), duduk anteng cuma modal senyum
Tiba-tiba dateng laki-laki pertama "Boleh minta pin bbm ngga?"
Dateng laki-laki ke-dua "Boleh minta line ngga?"
Dateng laki-laki ketiga "Besok nonton yuk!"
Kalo udah begini, semua cepet-cepetan kan
Semua saingan buat jadi yang terbaik (maklum, lagi ngejar objekan emang begini)
Begitu udah menang, udah dapetin hati si perempuan, SLAP!
Yaudah, ini "cewek" gw
Kita?
Ya, di sini lah kita yang mulai nempel-nempel kaya nasi yang jatoh ke lantai dari sendok mejikom terus keinjek orang yang lewat
Mulai minta foto bareng, minta temenin kesana-kemari
singkatnya, perempuan yang mulai "kerja" di sini.

Nahhhh,,,,,
Sekarang udah paham kan kenapa sih laki-laki cenderung cuek setelah jadian?
Padahal waktu PDKT, gas poooolllll banget!
Dear, ga usah pusing sama hal yang kayak gitu
Inget, laki-laki itu manusia kok
Secacat-cacatnya manusia, ga ada manusia yang terlahir tanpa hati

Ingetkan, sebelum ada masa "pacaran" ada yang namanya masa"PDKT"
Nah, peka lah di sini
"Iqro" (yang artinya "Bacalah!")
Maksudnyaaaa,,,,
Baca tuh gelagat laki-laki yang lagi deketin kita
Jangan buru-buru ambil keputusan
Be smart ya, dear :)

Jumat, 15 Mei 2015

Ikhlas :)

Buat temen2 yang sering galau karna ditinggal sama "idola".nya..
Ga usah galau,,

Inget ga sama lagu
"Smakin ku kejar, smakin kau jauh. Tak pernah letih, tuk dapatkan mu.."

Alhasil, dapet ga tuh yang dikejar???
Ada yang dapet? Ya sukur......
Kalo ga dapet? Mau frustasi?? Nangis guling-gulingan kaya anak tantrum??
Kalau kata Romaria mah "malu sama kucing, meong meong meong!!!"

Inget, dear...
Manusia itu miliknya siapa?
Miliknya Allah,
Allah yang ciptain,
Ga ada setitik pun yang terlewat dari ciptaannya, termasuk masalah perasaan

Inget dalil ini?

بسم الله الرحمن الرحيم
"Yaa muqallibal qulub tsabbitqolbi 'ala diinik"
Yang artinya "Wahai zat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku atas agama-Mu" (HR. Tirmidzi, Ahmad, Hakim)


Nah, jadi kalau dicuekin atau ditinggalin sama "idola"nya, ya jangan galau....
Kejar terus ridho-Nya
Allah lebih tau apa dan siapa yang kita butuhin
Kalau memang "idola" mu itu jodoh mu, ya pasti Allah kasih ke kita jor joran langsung sepaket sama keluarganya (alias langsung sah jadi suami istri)
Tapi kalau ternyata "idola" mu itu bukan jodoh mu, pasti Allah dah siapin yang jauh lebih oke sesuai kebutuhan kita..

Keep husnudzon, dear 

Kuncinya -> ikhlas :)

Sabtu, 25 April 2015

Merendahlah, Sampai Tak Satupun Masa Dapat Merendahkan Mu!

Sebelumnya, pernah ku tulis "aku wanita kecil"
Tapi, kini aku telah menjadi "wanita besar"
Usia ku sudah tak tunggal lagi
Ia sudah membelah diri seperti amoeba
Dan hidup ku?
Aku hampir "mendua"

Seorang matahari memecah langit ku
Ia berotasi dalam kehidupan ku
Menyinari ku dengan warna putih buram
Aku seperti terkunci dalam labirin gelap yang entah dimana ujungnya
Terhimpit dalam suara nyata
Dan aku terlumpuhkan

Sesaat, ingatan ku berjalan mundur
Ia membawa ku pada peradaban lalu
Peradaban dimana Khadijah berjuang untuk tetap bersama Rasulullah
Peradaban dimana Siti Maryam berjuang menjaga Isa

Jadilah kuat, wanita besar
Jadilah seperti Khadijah
Khadijah yang senantiasa menemani Rasulullah bahkan ketika semua orang menghina dan menyerang Rasulullah
Jadilah seperti Maryam
Maryam yang tetap tegar menjaga Isa bahkan ketika semua orang menunjuknya sebagai wanita penzina

Bangkit, dan rendahkan dirimu di hadapan-Nya
Yakin, dan menguatlah!

Jumat, 13 Maret 2015

Sudahkah Kita Bersyukur Hari Ini?

  
وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَٮِٕن شَڪَرۡتُمۡ لَأَزِيدَنَّكُمۡ‌ۖ وَلَٮِٕن ڪَفَرۡتُمۡ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ۬
Dan (ingatlah) ketika Tuhan kamu memberitahu: Demi sesungguhnya! Jika kamu bersyukur nescaya Aku akan tambahi nikmatKu kepada kamu dan demi sesungguhnya, jika kamu kufur ingkar sesungguhnya azabKu amatlah keras.
(Surah Ibrahim 14: Ayat 7)

 

Pernah tidak kita meluangkan waktu kita atau sekedar iseng-iseng menghitung seberapa sering kita mengeluhkan hidup kita?

"Yah elah, kerjaan gini amat sih. Udah berat, atasan galak, gajinya kecil pula!!!"
Atau
"Yah elah, mana masih sisa 5 hari lagi!! Duit udah tinggal 80ribu aje, mana cukup?!?!"
Atau
"Yah elah, makanannya beginian mulu!!!"

Jujur, untuk saya sendiri, keluhan itu masih sering saya ucapkan. terutama untuk poin ke dua.

"Sekecil apapun uangnya, akan cukup bila digunakan untuk hidup. Tapi sebanyak apapun uangnya, tidak akan cukup jika digunakan untuk gaya hidup." - Anonim

Hidup Vs Gaya Hidup
Hemm,,,
Let's see...

Suatu hari, saya sedang duduk di sebuah Halte Bus yang biasa saya datangi (tentunya untuk menunggu bus yaaa).
Tiba-tiba, datang sepasang kakak beradik anak jalanan (keduanya laki-laki, usianya sekitar 8 tahun dan 6 tahun). Keduanya terlihat sedang mengepal lembaran uang dua ribu, yang kalau "dijembreng" (tidak tahu kata itu sudah masuk KBBI atau belum), entah berapa jumlahnya.

Saat itu, si kakak terlihat sedang menarik tangan adiknya penuh semangat ke arah warung yang berada tepat di belakang saya. Kemudian, anak itu berkata pada adiknya, "Dek, minumnya kita beli Aqua aja yang dingin. Tapi yang botol kecil aja, tuh yang itu tuh!!! ........................" (sambil menunjuk ke arah kulkas di warung tsb).
Dan yang mengejutkan adalah ketika si kakak kembali melanjutkan percakapannya, "......................... tuh yang itu tuh!!! Nanti buat beli berasnya, kita patungan aja ya, Dek! Gimana, mau nggak?"

Sesaat, mata dan telinga saya membelalak lemas.
"Nanti, buat beli berasnya, kita patungan aja ya, Dek!"

Beli beras????
Patungan????
Memangnya semahal itu???

Subhanallaaaahhhh....
Belajar matematika memang membutuhkan logika, tapi untuk pelajaran yang satu ini?
Benarkah hanya logika yang kita butuhkan?

1 botol air meneral kecil harganya 2ribu rupiah
1 liter beras harganya 9ribu rupiah
Totalnya 11ribu rupiah
Sehari, dan berdua

Bagaimana dengan kita?
Kita yang selalu mengeluh dengan apa yang telah kita dapat.
Mungkin sebagian orang akan menampik, "Ya mereka kan anak jalanan. Hidup aja di jalanan. Mereka mah ga pusingin bayar listrik, bensin, ongkos, pulsa, baju, sepatu, makan. wong makan aja mereka tinggal ngemis."

Yaaaaa,,,,
Pernyataan itu memang tidak salah.
Bagaimana dengan yang satu ini?

Pernah tidak melihat jerih payah penjual sayur atau bapak-bapak yang mengayuh becak?
Mereka kepala rumah tangga, mereka punya rumah, mereka punya anak, dan penghasilan mereka tidak menentu.
Tapi, apakah mereka mati?
Tidak, mereka hidup.

Pelajaran lain saya dapat dari seorang nenek dan seorang ibu.

Nenek itu berkata kepada saya, "Hidup itu ga perlu mewah, yang penting kita masih bisa beramal."

Dan seorang ibu berkata "Kalau Dinda ada waktu, mainlah ke rumah sakit. Jangan ke mall terus. Di sana, Dinda bisa lihat betapa tidak berdayanya mereka yang sedang dilanda penyakit. Dinda harus lihat betapa kecilnya kita saat itu."

Seperti janji-Nya di atas "Dan (ingatlah) ketika Tuhan kamu memberitahu: Demi sesungguhnya! Jika kamu bersyukur nescaya Aku akan tambahi nikmatKu kepada kamu dan demi sesungguhnya, jika kamu kufur ingkar sesungguhnya azabKu amatlah keras."

Masih mau kah kita untuk mengeluh?
Mengeluh apa yang kita dapat?
Mengeluh disaat orang lain masih banyak yang berada di bawah kita namun masih tetap dapat tersenyum menikmati hidupnya..

Mungkin tulisan saya terlihat seperti munafik. Namun, dalam tulisan ini, saya hanya bermaksud untuk berbagi pengalaman dari pengalaman belajar saya mengenai "bersyukur". :)

Senin, 29 Desember 2014

Indahnya Toleransi Beragama

Bismillahhirahmanirahhim

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
"Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku. (QS Al Kafirun: 6)"

Bismillah, semoga tulisan saya ini tidak salah dan tidak menyinggung siapa pun bagi yang membacanya :)
Bagi saya, agama adalah prinsip hidup bagi umat manusia. Sejak lahir, saya terlahir sebagai muslim. Tidak heran jika orang tua saya mendidik saya sebagai muslimah yang semestinya.
Saat ini, tidak sedikit orang yang memprovokasi dan bahkan terprovokasi untuk perpecahan. Hemm, memangnya harus sampai seperti itu ya??
Semua agama mengajarkan kebaikan, dalam kitab pun dijelaskan "Agama mu, Agama mu. Dan Agama ku, Agama ku."
Ya jalani saja perintah-Nya. Untuk apa ribut untuk mencapai perpecahan??

Saat kuliah, saya dikelilingi oleh teman-teman yang beragam.
Dan saat ini, saya dikelilingi oleh sahabat yang luar biasa. Kami tidak sama, tapi kami saling mengingatkan. Saya muslim, dan mereka katolik, kristen, budha.
Saat ini saya belum berhijab. Setiap hari, orang tua saya selalu mengingatkan saya untuk segera berhijab dan saya selalu mengelak dengan alasan belum siap.
Satu hal yang membuat saya terkejut adalah, 3 orang sahabat saya tetiba bertanya "By, dia (menunjuk ke salah seorang teman sekelas kami) udah pake hijab. Kamu kapan?"
Untuk pertama kalinya saya diingatkan untuk menjalankan kewajiban saya sebagai muslim oleh mereka yang bukan muslim.
Dan sesaat, saya tertegun.

Tidak hanya itu, mereka juga lah yang selalu mengingatkan saya untuk menjalankan sholat yang lima waktu, menjaga kenyamanan saya saat berpuasa, sampai mengingatkan saya terhadap makanan yang diharamkan bagi umat saya.

Saat itu, mereka sedang merayakan tahun baru china. Mereka pun membawakan banyak makanan untuk dimakan bersama. Dan di awal mereka ingatkan saya "By, jangan makan itu. Soalnya suka dibikin pake minyak babi. Kamu makan yang ini aja. Maaf ya."
Maaf?
Mengapa harus mengucapkan kata maaf?
Itu kan mengingatkan tentang kebaikan. :')

Nah, kalau sudah begini, apalagi yang harus dipecahkan?
Bukankah mengingatkan dalam hal kebaikan adalah hal yang menyenangkan.
Hidup damai dalam kebersamaan. Bukan saling memprovokasi dan terprovokasi. :)

Kamis, 18 Desember 2014

Selamat Datang 22th

Selamat datang 22th
22 tahun sudah aku menatap bumi
Melakoni peran sebagai diriku sendiri
Aku senang jika usia ku bertambah,
Itu berarti, pelajaran hidupku juga bertambah

Rasa syukur tak berkesudahan ku panjatkan
Terimakasih Tuhan karena telah melimpahi ku banyak kebahagiaan
Terimakasih karena telah mengenalkanku pada kehidupan
Terimakasih untuk keluarga dan teman yang Kau kirimkan untuk ku
Mereka senantiasa mengasihi ku
Mereka baik :)
Mereka yang membakar semangat ku

Selamat ulang tahun Dinda Nabila Sholihah
Teruslah berjuang, berbaktilah pada orang tua dan Sang Ilahi
Berbaiklah dalam menjalani hidup ☺️