Senin, 29 Desember 2014

Indahnya Toleransi Beragama

Bismillahhirahmanirahhim

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
"Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku. (QS Al Kafirun: 6)"

Bismillah, semoga tulisan saya ini tidak salah dan tidak menyinggung siapa pun bagi yang membacanya :)
Bagi saya, agama adalah prinsip hidup bagi umat manusia. Sejak lahir, saya terlahir sebagai muslim. Tidak heran jika orang tua saya mendidik saya sebagai muslimah yang semestinya.
Saat ini, tidak sedikit orang yang memprovokasi dan bahkan terprovokasi untuk perpecahan. Hemm, memangnya harus sampai seperti itu ya??
Semua agama mengajarkan kebaikan, dalam kitab pun dijelaskan "Agama mu, Agama mu. Dan Agama ku, Agama ku."
Ya jalani saja perintah-Nya. Untuk apa ribut untuk mencapai perpecahan??

Saat kuliah, saya dikelilingi oleh teman-teman yang beragam.
Dan saat ini, saya dikelilingi oleh sahabat yang luar biasa. Kami tidak sama, tapi kami saling mengingatkan. Saya muslim, dan mereka katolik, kristen, budha.
Saat ini saya belum berhijab. Setiap hari, orang tua saya selalu mengingatkan saya untuk segera berhijab dan saya selalu mengelak dengan alasan belum siap.
Satu hal yang membuat saya terkejut adalah, 3 orang sahabat saya tetiba bertanya "By, dia (menunjuk ke salah seorang teman sekelas kami) udah pake hijab. Kamu kapan?"
Untuk pertama kalinya saya diingatkan untuk menjalankan kewajiban saya sebagai muslim oleh mereka yang bukan muslim.
Dan sesaat, saya tertegun.

Tidak hanya itu, mereka juga lah yang selalu mengingatkan saya untuk menjalankan sholat yang lima waktu, menjaga kenyamanan saya saat berpuasa, sampai mengingatkan saya terhadap makanan yang diharamkan bagi umat saya.

Saat itu, mereka sedang merayakan tahun baru china. Mereka pun membawakan banyak makanan untuk dimakan bersama. Dan di awal mereka ingatkan saya "By, jangan makan itu. Soalnya suka dibikin pake minyak babi. Kamu makan yang ini aja. Maaf ya."
Maaf?
Mengapa harus mengucapkan kata maaf?
Itu kan mengingatkan tentang kebaikan. :')

Nah, kalau sudah begini, apalagi yang harus dipecahkan?
Bukankah mengingatkan dalam hal kebaikan adalah hal yang menyenangkan.
Hidup damai dalam kebersamaan. Bukan saling memprovokasi dan terprovokasi. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar