Sabtu, 09 April 2011

Hem, Tidak Tidak

Andai mereka tau. Andai mereka mau mendengar. Andai mereka mau memahami. Andai mereka mau melihat. Andai mereka.....
Hemm..
Andai andai andai..
Ah, sudah lah ini hanya pengandaian!

Ini bukan salah mereka, bukan salah dia, dan tentunya ini juga bukan salah ku. Waktu yang telah mempermainkan aku dan dia. Gula dan madu. Padanan yang manis namun sangat pahit. Kisah kami tak semanis gula dan madu. Tak ada niatan, pendekatan, ikatan dan restu tentunya.

Dengan terampil kami mengemas segalanya agar tak terlihat dengan yang lain. Kami tak tau darimana kisah kami bermula, darimana perasaan itu muncul, dan darimana hubungan ini bisa terjalin. Tiga purnama kami saling mengenal, berbicara, melihat, mendengar, memahami, membagi perhatian, dan apalagi? Entahlah. Aku tak tau lagi, mungkin dia tau. Sampai akhirnya timbul setitik rasa yang kami sendiri tak tau apa namanya.

Cinta. Mungkinkah ini cinta? Tak ada niatan, pendekatan, ikatan, bahkan tak punya restu. Hanya sebongkah cinta yang kami punya. Berani sekali kami! Gila benar aku! Dia juga gila! Aku tak pernah memiliki cinta serumit ini sebelumnya. Dia? Sepertinya sama.

Disaat dua anak Adam dianugrahi cinta, seharusnya mereka bahagia.
Kami......
Tidak untuk kami!
Hemm..
Tidak tidak, kami bahagia! Kami saling menyayangi, melindungi, mencintai, melengkapi, bahkan kami memiliki mimpi tentang kami. Kami?
Hemm..
Tidak tidak, mungkin hanya aku yang memiliki mimpi itu dan tidak untuk dia. Jurang yang ada terlalu dalam untuk kami lewati.

Serupa tapi tak sama. Bagaimana cara untuk menyampaikan pada mereka kalau kami saling mencintai?
Huh,
Mereka kan tak mau tau. Atau mereka memang terlalu angkuh sampai mereka tak punya waktu untuk memahami kami? Bodohnya aku!
Aku?
Hanya aku?
Dia tidak?
Dia?
Hemm..
Tidak tidak, karena dia yang selalu mengingatkanku untuk pergi darinya. Tapi aku nekat!
NEKAT!!

Sudahlah, aku hanya menjalani sekenario-Nya. Ku terima ini sebagai sesuatu yang indah, karena ini semua memang indah. Mungkin aku harus bersabar.
BERSABAR!!

Rabu, 06 April 2011

Aku Pun Tak Tahu Apa Namanya..

Sebenarnya bulan sudah mendesakku untuk kembali ke alam ku yang kedua. Alam yang dapat melepaskan penat ku sesaat. Saat aku mulai memejamkan mataku, aku teringat pada wajah itu. Wajah yang penuh kepalsuan dan kepura-puraan. Ironis. Disaat ia kembali ke masanya, ia malah semakin menjadi. Bukan aku tak menghormatinya. Maaf.
Aku. Lagi-lagi aku yang tertimpa tangga. Lagi-lagi aku yang harus menelan sekam bulat-bulat. Aku hanya turunannya yang terbuang. Aku ada, namun aku hanya sebuah ilusi. Aku tak nampak dimatanya. Aku tau. Hidupku sudah terlalu rumit. Tak hanya garam dan kerikil yang pernah aku rasakan. Aku pernah merasakan satu atap dengan batu. Ramai! Aku pernah bersentuhan dengan angin. Kasar!
Dia. Hanya dia yang ada dalam pikiran mu. Padahal, dimana dia saat kau membutuhkan dia? Kau begitu mengagungkan dia. Lahan ku terlalu sempit, namun aku masih harus membagi lahan ku ini untuk dia. Buka matamu! Mengapa hanya kelopak mawar segar merekah saja yang kau lihat?
Kau hanya melihatku dari satu sisi. Hijau. Mengapa hanya ada kertas bercorak angka di kepalamu? Bukan salah ku jika burung ramai berkicauan.
Disaat orang lain menganggap ku sebagai tempat yang teduh, aku malah merasakan gersang.
Aku ingin terbang.
Tak terasa waktu telah menunjuk pada kaki meja dan mata ku belum juga terpejam. Aku bosan. Tapi aku masih memiliki mereka. Mereka yang selalu membuatku tersenyum dan tertawa.

Malam

Malam
Aku terdiam
Aku menulis
Aku mengadu
Aku...
Mungkin menangis

Aku rindu
Aku yakin aku rindu
Rindu rindu rindu
Yakinnya aku karena benar aku rindu
Menunggunya seperti menunggu hujan di kemarau

Aku mencintainya
Cinta?
Perasaan apa itu?
Apa bentuknya?
Apa warnanya?
Apa rasanya?

Hoah...
Ngantuk..
Hampir setengah lusin gelas kopi ku tenggak hanya untuk mengingat wajahnya
Wajah yang ku ingat saat ia mengaduk adonannya
Wajah yang ku ingat saat ia sedang memasukkan susu ke dalam banyak pot kecilnya

Cinta cinta cinta
Mungkinkah itu yang dirasakan kumbang pada mawar?
Mungkinkah itu yang dibentuk pelangi?
Apa dia mencintaiku?
Apapun itu, aku tak peduli
Aku terima jika nanti hanya menjadi lembaran cerita cinta

Aku berlebihan?
Tidak, aku benar begini adanya
Aku gila?
Iya, aku benar menggilainya
Peduli apa aku dengan mereka?

Mereka punya harimau,,
Aku punya gajah
Kuping ku lebih dari kuat untuk menahan taring mereka
Persetan dengan gunjingan mereka
Persetan dengan selentingan - selentingan mereka

Aku hanya mencintai dia
aku benar merindukan dia
Aku sungguh menginginkan dia
Tapi aku milik Dia
Dan dia.???
Mungkinkah dia milik Dia?
Pasti,,
Karena kami serupa, sekalipun kami berbeda

Catatan Untuk Ia yang Tak Mencatat

Ia burung namun tak bersayap
Ia matahari namun tak bersinar
Ia yang tumbuh dalam taman firdaus
Namun, ia hanya sebagai wereng

Tik-tok-tik-tok
Huuhh,,
Mulutnya manis namun tak nampak
Ia bisu di balik mulut besarnya

Akal.......
Apa ia memiliki akal?
Fikiran....
PUNYA.??
Ia hanya wereng
HANYA WERENG
Tapi tidak untuk pengagumnya

Tuli aku tuli
Buta aku buta
Bisu aku pun bisu
Lelah...

Lihat senyum
Lihat tawa
Aku terpukul
Pergi pergi pergi
Aku muak!!