Ketika
tuhan meniupkan ku pada bulatan kecil yang aku sendiri tak tau apa namanya,
seorang wanita tersenyum menikmati kehadiran ku.
Dinding
tebal membatasi sentuhannya,
Namun
aku bisa mengerti bayangan gelap yang selalu mendekap ku dari balik dinding
yang membatasiku.
Aku
bisa mendengarnya, semua doa dan harapan dari wanita yang belum pernah aku
lihat wajahnya.
Aku
memang belum nampak, tapi air matanya mampu meresap ke dalam dinding kenyamanan
ku.
Senyumnya
adalah puncak kehangatan ku, dan tangisnya adalah puncak kegusaran ku.
9
purnama aku bersamanya, mengikuti arus kegiatannya, menyusup dalam setiap
perdebatannya.
Hari
ini, aku sudah nyata...
Aku
nampak
Aku
terlihat
Dan
aku melihatnya
Melihat
wanita itu, pemilik bayangan hitam yang selalu mendekap ku dibalik dinding
kenyamananku.
Wanita
yang selalu membawa ku.
Tak
ada lagi dinding yang membatasi sentuhannya.
Suara
terdengar begitu jelas.
Dia,,
Ibu
ku…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar